RSS
Hello! Welcome to this blog. You can replace this welcome note thru Layout->Edit Html. Hope you like this nice template converted from wordpress to blogger.

Lingkup komplikasi kebidanan


Lingkup komplikasi kebidanan

*Abortus
Adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia luar, tanpa mempersoalkan penyebabnya.
Bayi baru mungkin hidup di dunia luar bila berat badannya telah mencapai lebih 500 gr atau umur kehamilan lebih 20 minggu.
Menurut Kejadiannya :
1) A. Spontan : Keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensimedis maupun mekanis.
2) A. Propokatus ( Kriminalis dan medialis)
Menurut Bentuk Klinisnya :
1) A. Iminens (ancaman)
2) A. Insipien (sedang berlangsung/ Ostium sdh terbuka)
3) A. Inkompletus
4) A. Kompletus
5) A. Habitualis
6) Missed Abortion
7) A. Infeksious
Faktor yang dapat menyebabkan abortus :
1) Faktor janin (kelainan telur, embrio dengan kelainan lokal, abnormalitas pembentukan plasenta)
2) Faktor Maternal(infeksi, Penyakit vaskular, tauma, kelainan uterus, faktor psikosomatik) 
*Hyperemesis Gravidarum
Adalah mual / muntah yang berlebihan sehingga menimbulakan gangguan aktifitas sehari-hari.
Factor yang dapat menimbulkan :
1) Primigarvida
2) Molahidatidosa
3) Faktor psikis (rumah tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan )
Tingkatan hiperemesis :
1) I : mual muntah terus menerus, mempengaruhui k.u, nyeri epigastrium
2) II : dehidrasi, BB turun, mata cekung, lidah kering/ kotor, TD turun, gangguan fungsi hati/ikterus.
3) III : dehitarsi bertambah, mual,muntah berhenti,ikterus meningkat, kesadaran menurun,
Penatalksanaan :
1) Aspek fisiologis dgn cara isolasi sambil memberi KIE,
2) Mengubah pola makan porsi kecil
3) Pengobatan di beri anti muntah/mual
4) Rehidrasi cairan
*Kehamilan Ektopik
Adalah kehamilan yang berlangsung di luar endometrium
Penyebab : kegagalan fungsi tuba (adanya radang/tumor), perlengkatan tuba ( menyebabkan saluran menyempit/buntu)
Gejala : adanya rasa sakit/tidak nyaman, perdarahan intraabdominal, janin teraba di bawah kulit, nyeri saat bergerak, pada pemeriksaan teraba uterus kosong. 
*Molahidatidosa
Adalah sekumpulan penyakit yang berasal dari penyimpangan tumbuh kembang jaringan trofoblas yang dapat bersifat jinak/ganas.
Gejala :
1) Besarnya uterus melebihi usia kehamilan
2) Uterus teraba lunak (karena tidak ada terbentuk janin)
3) DJJ tidak terdengar
4) Dapat terjadi perdarahan sedikit-sedikit.
Terapi :
1) Perbaiki K.U
2) Evakuasi ( kuret vakum)
3) Tindakan profilaksis (pencegahan terjadinya keganasan)

a. Perdarahan antepartus
1) Placenta previa, perdarahan terjadi pada implantasi plasenta yang menutupi sebagian atau seluruh OUI.
Menurut jenis terbagi atas :
a) Plasenta previa totalis; plasenta menutupi OUI seluruhnya pada pembukaan 4 cm.
b) Plasenta previa lateralis; bila menutupi OUI sebagian pada pembukaan 4 cm.
c) Plasenta previa marginalis; bila tepi plsenta berada pada tepiOUI pada pembukaan 4 cm
d) Plasenta previa letak rendah; bila tepi bawah plasentamasih dapat disentuh dengan jari, melalui OUI pada pembukaan 4 cm.
Gejala :
a) Perdarahan tanpa nyeri
b) Darah segar / kehitaman dengan bekuan
c) Perdarahan dapat terjadi setelah BAB/BAK, aktifitas fisik, trauma / koitus.
Komplkasi pada ibu :
a) Infeksi karena anemia
b) Robekan implantasi plasenta di bagian belakang segmen bawah rahim
c) Terjadi ruptur uteri, karena susunan jaringan rapuh dan sulit diketahui.
Komplikasi janin :
a) Prematruritas dengan morbiditas dan mortalitas tinggi
b) Mudah infeksi karena anemia disertai daya tahan rendah
c) Asfiksia intra uteri sampai kematian
Penatalksaan
a) Pasang infus
b) Jangan melakukan PD
c) Segera Rujuk
2) Solusio placenta
Adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada uterus, sebelum janin di lahirkan.
Terbagi atas :
a) Solusio plasenta ringan ; perdahan kurang 500 cc, perut ibu masih lemas sehingga bagian janin mudah di raba, tanda gawat janin belum nampak, terdapat perdarahan hitam pervagina.
b) Solusio sedang : perdarahan 1000 cc, perut ibu mulai tegang, bagian janin sulit di raba, janin mengalami jawad janin, pada PD ketuban tegang
c) Solusio placenta berat ; lepasnya plasenta sudah melebihi 2/3 bagian. janin sulit di raba perut keras sepereti papan, ketuban tampak tegang, darah dapat masuk ke dalam otot rahim.
Penyebab :
a) Trauma langsung abdomen
b) Hipertensi ibu hamil
c) Umbilikus pendek / lilitan tali pusat
d) Janin terlalu aktif sehingga plansenta dapat terlepas
e) Tekanan pada venakava inferior
f) Pre eklamsia/Eklamsia
g) Tindakan versi luar
h) Tindakan memecahkan ketuban(hammil biasa, pada hidramnion, setelah anak pertama hamil ganda)
Gejala :
a) Perdarahan yang di sertai rasa sakit
b) Dapat menimbulkan gangguan kardiovaskuler ibu
c) Ketegangan perut ringan sampai berat
d) Gangguan janin asfiksia ringan sampai IUFD
Komplikasi solusio plasenta :
a) Perdarahan (atonia, pascapartus)
b) Gangguan pembekuan darah (koagulasi intravaskular, penurunana fibrinogen)
c) Gangguan organ vital (kegagalan ginjal akut, dekompensasi kordis, sesak nafas, emboli paru)
d) Kematian ibu (karena perdarahan yang tidak dapat di atasi, dekompensasi kordis, mudah terjadi infeksi, gagal ginjal)
Penatalaksanaan :
a) Transfusi
b) Solusio lasenta ringan diupayakan melakukan SC untuk menyelamatkan ibu dan janinnya
c) Solusio plasenta berat dilakukan persalinan dalam waktu singkat kurang dari 6 jam, utk menghindari perdarahan karena atonia.
d) Terjadi kontruksi lakukan histerektomi
e) Menghindari infeksi dengan pemberian antibiotik
b. Hypertensi dalam kehamilan
Pembagian HDK :
1) HDK sebagai komplikasi kehamilan (preeklamsia, eklamsia)
2) HDK yang terjadi pada hipertensi kronis atau preeklamsia/ eklamsia
3) Hypertensi sementara
Nama lain gestosis HDK ( yang dapat terjadi pada antepartum, intrapartum, pascapartum).
Pembagian HDK :
1) Ringan : TD 140/90 mmhg atau kenaikan sistolik 30 mmhg dan diastolik 15 mmhg, edema ringan dengan peningkatan BB 1 kg/minggu, proteinnuria positi 1-2
2) Berat : bila salah satu tanda di jumpai TD 160/110 mmhg, edema umu disertai sesak nafas, proteinnuria positif 4-5, oliguria urine kurang dari 500 cc/24 jam
3) Eklamsia : adanya gejala pre eklamsia berat disertai dengan kejang dan diikuti dengan koma.
Penatalaksanaan :
1) Hipertensi ringan dalam kehamilan : tirah baring 2x2 jam/hari,banyak minum, kurangi makan garam.
2) Hypertensi berat : segera rujuk ke RS, obat-obatan antikejang,antihypertensi, pemberian diuretika, pemberian infus, pemberian antasida.
MgSO 4 untuk preeklamsi dan Eklamsia
1) Mg SO4 4 g IV sebagai larutan 20 % selama 5 menit
2) Di ikuti dengan MgSO4 (50%) 5 g IM
3) Pasien akan merasa agak panas sewaktu pemberian Mg SO4
Syarat pemberian Mg SO4 :
1) Frekwensi nafas minimal 16 x/menit
2) Reflek patella +
3) Urine minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir
c. Kehamilan Lewat Waktu
Adalah kehamilan yang melampui usia 292 hari (42 minggu) dengan kata lain serotinus / post term pregnany.
Komplikasi serotinus :
1) Oligohidramnion
Jumlah normal air ketuban 800 cc, diatas 42 minggu berkurang menjadi 400 cc. Akibatnya amnion kental, mekoneum diasfirasi oleh janin.
2) Janin di warnai mekoneum
Peristaltik usus dan terbukanya spinter ani membuat mekoneum keluar. Sehingga menimbulkan gangguan pernafasan bayi, gangguan sirkulasi bayi setelah lahir.
3) Makrosemia
Dengan plasenta masih baik tumbang janin bertambah. Kondisi ini pada persalinan mempersulit keadaan, tindakan yang paling tapat adalah SC.
4) Dismaturitas bayi
Kemampuan nutrisi plasenta menimbulkan perubahan menuju anaerobik, menyebabkan perubahan kuku tampak tajam,kulit keriput, tali pusat pendek.
Penanganan :
1). Induksi oksitosin dan SC
2). SC di lakukan bila keadaan bayi mengalami asfiksia.
3). Berbahaya bila pertolongan partus di luar RS, karena bayi dapat mendadak meninggal di dalam rahim. Karena mengalami distosia bahu
d. Kehamilan kembar
Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dimana terdapat dua atau lebih janin dalam rahim seorang ibu hamil. Kehamilan kembar ini bisa terjadi karena terjadi pembuahan dua atau lebih sel telur. Atau bisa juga terjadi karena satu sel telur yang dibuahi membelah diri secara dini hingga terbentuk dua embrio ( calon bayi ) yang sama pada tahap awal kehamilan.
e. Hidramnion
Hidramnion atau poli hidramnion adalah suatu kondisi dimana terdapat keadaan dimana jumlah air ketuban melebihi dari batas normal. Untuk keadaan normal air ketuban berjumlah sebanyak antara 1-2 liter, sedangkan kasus hidramnion melebihi batas dari 2 liter yaitu antara 4-5 liter. Hidramnion ini adalah kebalikan dari oligo hidramnion yaitu kekurangan air ketuban.

Hidramnion derajat ringan sampai sedang yaitu 2 sampai 3 liter, relative sering dijumpai. Karena cairan sulit dikumpulkan dan diukur secara lengkap, diagnosis biasanya ditegakkan secara klinis dan dikonvirmasi dengan perkiraan sonografik. Frekuensi deagnosis cukup bervariasi dengan pemeriksa yang berbeda.
f. Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini atau yang sering disebut dengan KPD adalah ketuban pecah spontan tanpa diikuti tanda-tanda persalinan, ketuban pecah sebelum pembukaan 3 cm (primigravida) atau sebelum 5 cm (multigravida).
KPD sering kali menimbulkan konsekuensi yang dapat menimbulkan kesakitan dan kematian pada ibu maupun bayi terutama kematian pada bayi yang cukup tinggi. Kematian bayi yang cukup tinggi ini antara lain disebabkan karena kematian akibat kurang bulan, dan kejadian infeksi yang meningkat karena partus tak maju, partus lama, dsb.

0 komentar:

Posting Komentar

Text Widget

Postingan Populer

 
Copyright 2009 Komunikasi dan Konseling , Obstetri Dian Husada. All rights reserved.
Free WordPress Themes Presented by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy